Baca Juga : Eranya Mesin Big Bang Menggantikan Peran Mesin Screamer di MotoGP
Bicara soal mesinnya, AR125 menggunakan piston berdiameter 55 mm dan stroke 51,8 mm sehingga kubikasi bersihnya 123 cc.
Powernya 22 dk / 9.500 rpm dan torsinya 16,67 Nm, dengan bobot kosong hanya 107 kg.
Lalu tranmisinya sudah 6-percepatan, dan dibekali dengan teknologi RRIS (Rotary Reedvalve Intake System).
Membuat kecepatannya dapat mencapai 130 km/jam, lumayan tinggi pada era-nya nih!
Baca Juga : Honda PCX di Jepang Ada 5 Model, Mana Yang Tidak Ada di Indonesia?
Lalu, sistem pendinginan mesinnya sudah radiator, teknologi yang jadi mainstream, buat motor sport kontemporer.
Sebetulnya motor ini dikeluarkan dengan 2 versi, yaitu spoke wheel (SW) dan cast wheel (CW).
Sayangnya, AR125 yang dipasarkan di Indonesia hanya ada varian spoke wheel.
Dan tenaganya dibawah cast wheel (CW) yang dijual di pasar di Thailand dan Malaysia.
Baca Juga : Waduh, Bahkan Pembalap Sekelas Marc Marquez Tidak Punya SIM C?
Meski fenomenal di awal peluncurannya, penjualan Kawasaki AR125 terhenti di tahun 1987.
Namun, legenda AR 125 diteruskan oleh Kawasaki Ninja 150, yang jadi motor favorit kecepatan di Indonesia.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR