Gridmotor.id - Bikin geger, misteri motor nasional Presiden Soeharto nongol di kuburan motor, beneran?
Yup, Presiden Soeharto sempat naik motor rakitan nasional.
Nama motor yang dimaksud adalah SMI Expressa, bro.
Biar gak terdengar asing, yuk simak penjelasan singkat tentang motor nasional ini.
SMI Expressa sendiri menggunakan mesin MCB 100 1-silinder 4-tak berkat bantuan PT. Pederal Motor.
SMI Expressa pakai model ayam jago, karena mirip Honda Nice 110, yang populer di Thailand.
Proyek SMI diawali pada tahun 1995 dan 1996 dengan dibuat hanya beberapa unit saja.
Gara-gara krisis moneter tahun 1998, proyek motor nasional ini berhenti.
Baca Juga: Video Raffi Ahmad Mau Beli Mobil Dinas Presiden, Nagita Slavina Malah Keracunan Moge
Nama SMI Expressa mencuat kembali setelah lebih dari 10 tahun menghilang dari bursa motor.
Namun, motor nasional di era Presiden Soeharto ini bukan dijual ataupun restorasi.
Motor yang satu ini mendadak nongol di salah satu kuburan motor.
Akun Facebook bernama Raden Maz Bar bilang motor tersebut mirip yang dipakai Presiden Soeharto.
Padahal, kenyataannya dua motor bebek itu berbeda, bro.
Kalau Presiden Soeharto menjajal SMI Expressa, maka motor di kuburan itu adalah Honda Nice 110.
Terlihat perbedaan dari headlamp yang melebar dan setang pada kedua motor bebek itu
Hal itu pun juga dilontarkan oleh netizen lewat kolom komentar.
Azyuma Azizi: Bentuk lampu nya aja beda
Dicky Aditya: beda mbah, perhatiin dari reflektornya aja beda.
Sito Dwikurniawan: Honda nice kalo gak salah yg dinaikin mbah harto jil. Soalnya mesinnya bubukan
Franky Andrean: SMI expresaa x Suzuki raider 125
Baca Juga: Dijual Seharga Yamaha NMAX Bekas, Muat 3 Orang Fiturnya Mirip Mobil, Kendaraan Apa Nih?
Bahkan, ada beberapa netizen yang menakut-nakuti pemosting sambil bercanda.
Danang Agus S: Sudah mulai berani yaa !
Naufal Safaat Abdi: Awas mbah ada tukang baso pagi² mangkal diujung gang
Biar gak penasaran, klik gambar di bawah untuk melihat postingan.
Source | : | facebook.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR