Gridmotor.id - Heboh debt collector sok jagoan narik motor rupanya milik anggota TNI dari pemberian panglima.
Awalnya kawanan debt collector ini berusaha mengambil motor milik salah satu anggota TNI.
Rupanya debt collector tersebut enggak mengetahui asal muasal motor itu.
Aksi yang dilakukan oknum debt collector ini langsung viral di berbagai media sosial.
Baca Juga: Heboh, Debt Collector Ini Coret-coret Tembok Rumah Karena Pemilik Gak Kunjung Bayar Hutang
Aksi debt collector salah tarik motor tersebut terlihat dari video amatir durasi 2 menit 25 detik.
Dalam video memperlihatkan, beberapa collector mencoba meminta maaf kepada korban.
"Kami minta maaf ya bang," ucap seorang debt collector memakai lobe putih.
Sang TNI kemudian memberikan penjelasan dari mana sepeda motor miliknya di dapatkan.
"Ini leasing mau narik motor saya ya, Sementara motor saya motor hadiah dari Panglima TNI," kata TNI berambut cepak itu.
"Jadi gini kan bang," sebut seorang debt collector memotong pembicaraan TNI.
"Enggak saya bukan apa, bukan apa apa. Sampean ini (narik motor) dipinggir jalan," tegas anggota TNI itu.
"Ini STNK saya dan ini BPKB saya," ucap sang TNI menunjukkan surat-surat kendaraannya.
Dia menjelaskan bahwa baru saja memperpanjang STNK.
Menurut inforasi dari video itu, ia merupakan anggota TNI Angkatan Darat.
"Kalian ini ya," katanya geram.
"Iya bang, saya yang salah bang," kata debt collector dengan muka tertekuk.
"Sini buka dulu helm kalian," pintanya.
Pria berbadan tegap itu lalu menunjukkan plat nomor polisi miliknya yang baru.
"Ini kalian lihat jelas enggak," tegasnya.
"Iya saya salah bang. Mohon maaf komandan," katanya.
Pria mengenakan kaos merah itu lalu menanyakan apa tujuan mereka berada dipinggir jalan.
"Ini motor saya motor hadiah," ucapnya.
Baca Juga: Sempat Disiksa Debt Collector Gara-gara Utang Menumpuk, Artis Pinkan Mambo Berjuang Lewat Bisnis Ini
Tiga dari empat debt collector yang berada di lokasi lalu coba menenangkan anggota TNI yang sedang marah besar tersebut.
Seorang collector tampak tersenyum kecil seolah ingin membuat suasana mencair.
Tapi, aksinya malah mendapat tanggapan berbeda dari anggota TNI itu.
"Ini bukan soal situasinya, ngapain kalian berhentikan saya di tengah jalan.
"Ada enggak surat tugas kalian. Mana surat tugas kalian," tantang sang TNI.
Baca Juga: Dengkul Gemetar, Debt Collector Kocar-Kocir Diancam Emak-emak Bawa Parang, Gagal Nagih Utang
"Kalian dari mana, jangan ketawa-ketawa. Ini harga diri saya disini," katanya
"Seakan-akan saya punya tunggakan," tutur anggota TNI itu.
"Sementara ini motor hadiah," sambungnya.
Mendengar ucapan itu, dua orang collector yang tadi sempat tertawa langsung terdiam.
Mereka lalu meminta maaf sambil menunduk ke bawah seolah merasa bersalah.
"Ini motor cash ini. Buka helm kalian semua,"
"Kalau memang mau pakai kekerasan disini," tantangnya lagi.
"Buka, kalian sudah merendahkan harga diri saya disini. Buka helm kalian, situ kalian semua," tegasnya.
Baca Juga: Surabaya Mencekam, Ada Ribuan Driver Ojek Online se-Jawa Timur Demo Besar-besaran Menuntut Hal Ini
"Daripada saya keluarkan semua yang ada di dalam jok saya ini," tegasnya.
Anggota TNI ini kembali menegaskan bahwa mau memakai pakaian dinas ataupun tidak, tapi cara yang dilakukan kawanan debt collector salah.
"Kalian kalau mau nagih ke rumahnya. Jangan di pinggir jalan.
"Kalian menurunkan harga diri saya disini," sebutnya.
"Siap bang, saya salah pak," ucap kawanan debt collector.
"Kalian kesitu buka helmmu. Situ kalian semua.
Turun kalian semua, cepat push up.
Saya tidak mau tahu. Kalian sudah menurunkan harga diri saya," tegasnya lagi.
"Cepat push up kalian 30 kali," tegasnya.
Keempat debt collector akhirnya terpaksa melakukan push sebanyak 30 kali untuk menebus kesalahan yang telah diperbuat.
Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui pasti di mana lokasi kejadian tersebut.
Lebih lengkap lihat langsung video di bawah ini
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "VIRAL Debt Collector Salah Ambil Sepeda Motor, Ternyata Milik TNI Pemberian Panglima, Endingnya Lucu."
Source | : | Tribunmedan.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR